Terik
matahari tidak di rasakan oleh seorang anak bernama Meli, keringatpun
bercucuran membasahi tubuhnya yang mungil, pukul 12 siang Meli pulang
sekolah dengan berjalan kaki melewati jalan setapak dan mendaki
karena sekolah Meli cukup jauh berjarak sekitar 3 KM dari rumahnya.
Setiap hari Meli dan teman-teman pergi ke sekolah dengan berjalan
kaki, kondisi jalan menuju sekolah pun cukup jauh dan mendaki, tetapi
hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Meli dan teman -teman
untuk tetap semangat bersekolah .
Ada
yang berbeda pada hari ini. Sepanjang perjalanan menuju pulang ke
rumah, wajah Meli seperti diselimuti kesedihan dan kegelisahan, Meli
yang baru berumur 8 tahun dan baru kelas 2 SD itu tampak sedang
menanggung beban yang sangat berat. Jalan mendaki sudah tidak di
rasakan olehnya, sesekali Meli mengusap keringat yang menetes di
wajahnya. Ia pun berhenti sejenak di bawah pohon untuk berteduh dan
melepas lelah, perlahan dilepaskannya tas yang sudah lusuh,
diambilnya air minum yang tinggal sedikit, kemudian di minumnya air
tersebut sebagai penghilang rasa dahaga. Tak lama kemudian terlihat
beberapa temannya yang sama-sama baru pulang sekolah menghampiri ke
arah tempat Meli duduk, anak-anak itupun ikut duduk sambil istirahat.
“Mel,
sudah lama kamu sampai? kok tidak nungguin kita sih pulangnya”?
kata Tati.
“Maaf
teman – teman, aku tadi buru-buru karena aku ingat adik dan ibuku
di rumah, kalian 'kan tahu saat ini ibuku sedang terbaring sakit dan
aku harus membantu menjaga adiku. Kasihan nenekku di rumah yang harus
menjaga adik dan ibuku..”. kata Meli..
“ Iya
Mel, kamu yang sabar ya, aku juga kasihan lihat kamu, apalagi lihat
mamamu, semoga mamamu cepat sembuh ya..” kata Uti.
“ Ya
udah teman-teman ayo kita pulang, hari sudah semakin siang
nih..”Akhirnya mereka pun berjalan kembali menuju rumah
masing-masing. Sesampainya di rumah Meli mengucapkan salam”
Assalamualikum,!”..Mi lagi apa ?
“Waalaikum
salam Warohmatullahi Wabarokaatuh,” Sang nenek menjawab salam Meli,
”
Mi...,"
begitu Meli memanggil neneknya,.
”Bagaimana
mi keadaan mama?” dan dede nangis tidak?"
Meli
seperti mengkhawatirkan ibu dan adiknya yang baru berusia 1 tahun
tersebut.
” dede
tidak nangis mel, dan mama masih seperti itu..ya udah sekarang kamu
ganti baju setelah itu sholat dan makan, terus jaga dulu adikmu ya,
umi mau masak dulu “!.kata sang nenek.
” Baik
umi..” ujar Meli
Melipun
bergegas mengganti baju, kemudian sholat dhuhur dan makan, setelah
itu ia pun menjaga adiknya.
Ibu
Meli sudah hampir 1 tahun terbaring sakit, tidak bisa berjalan karena
ada syaraf yang terjepit setelah melahirkan adik Meli yang ke tiga.
Saat itu Meli dan orang tuannya merantau, tetapi ketika ibunya Meli
sakit setelah dua belas hari melahirkan sang ibu langsung tidak bisa
berjalan, dan akhirnya Meli dan keluarga kembali ke rumah sang nenek,
hingga sekarang ibu Meli hanya bisa terbaring tak berdaya, dan Meli
hanya bisa menangis kasihan melihat sang ibu yang sekian lama
terbaring sakit.
“ Mama
cepat sembuh ya, Meli ingin sekali hidup bersama mama seperti
dulu..”Meli sayang mama..”.
Hari
berganti hari bulan pun berlalu. Keadaan ibu meli masih belum ada
perubahan, bahkan sakit sang ibu pun semakin parah. Sudah hampir satu
setengah tahun sang ibu terbaring tidak bisa berjalan. Meski sudah
berobat kemana–kemana tetapi sang ibu tidak ada perubahan. Hingga
pada suatu malam ketika meli sedang tertidur pulas, ia dikejutkan
dengan meninggalnya sang ibu, Meli pun di bangunkan oleh keluarga
yang sudah berkumpul,
“ Mel
bangun..Jangan sedih ya sekarang Mama Meli sudah tiada, Mel harus
sabar, kamu masih punya nenek, tante, dan bu de yang semuanya tidak
akan membiarkan kamu dan adikmu.
Rasa
haru dan kesedihan menyelimuti keluarga. Sepeninggal sang ibu, Meli
merasa sedih sekali, dia merasa kasih sayang ibu begitu cepat hilang.
Adiknya yang masih bayi harus di tinggal ibu nya. Hari berlalu, Meli
pun tinggal bersama sang nenek yang begitu sangat menyayanginya.
kehidupan sang nenek yang serba kekurangan menjadikan Meli harus kuat
dan sabar. Sepeninggal ibunya, sang ayah pun pergi entah kemana.
Hingga hari ini tak kunjung kembali.
Meli
kecil semakin tumbuh kuat dan mandiri. Beruntunglah Meli masih
mempunyai tante yang selalu mengirim biaya untuk membeli susu adiknya
dan bekal keluarga nenek. Meli berdoa, suatu saat nanti aku harus
menjadi orang yang sukses dan bisa membahagiakan adik dan nenek..